Ibu hamil di usia lanjut secara signifikan beresiko tinggi memiliki anak autis, terlepas dari usia ayah, menurut sebuah penelitian pada seluruh kelahiran di California pada tahun 1990-an oleh para peneliti UC Davis Health System. Ayah dengan usia lanjut berhubungan dengan peningkatan resiko autisme hanya ketika usia ayah jauh lebih tua dan usia ibu di bawah 30 tahun.
Penelitian ini menemukan bahwa resiko inkremental memiliki anak dengan autisme meningkat sebesar 18% untuk setiap 5 tahun peningkatan usia ibu. Wanita / Ibu hamil di usia 40 tahun memiliki resiko memiliki anak autisme sebesar 50% lebih besar daripada seorang wanita antara 25 tahun dan 29 tahun.
Usia orang tua yang lanjut adalah faktor resiko yang diketahui cenderung memiliki anak dengan autisme. Namun, penelitian sebelumnya telah menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai apakah ibu, ayah atau kedua yang berkontribusi besar terhadap peningkatan resiko autisme. Sebagai contoh, sebuah penelitian melaporkan bahwa ayah lebih dari 40 tahun memiliki resiko enam kali lebih besar dari ayah yang berusia di bawah 30 tahun.
Peneliti yang juga seorang mahasiswa program doktor di UC Davis Department of Public Health Sciences, Janie Shelton, mengatakan bahwa penelitian ini menyangkal teori tentang autisme yang telah ada yang mengidentifikasi usia ayah sebagai faktor kunci dalam peningkatan resiko memiliki anak dengan autis. Hal ini menunjukkan bahwa usia ibu secara konsisten meningkatkan resiko autisme, sedangkan usia ayah hanya menyumbang peningkatan resiko ketika ayah jauh lebih tua dan usia ibu di bawah 30 tahun. Di antara ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, kenaikan usia ayah tidak berpengaruh pada peningkatan resiko autisme.
Pada data yang diteliti, di antara kelahiran pada ibu berusia 25 tahun dan seorang ayah lebih dari 40 tahun, dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan autisme daripada yang ayahnya berusia antara 25 tahun dan 29 tahun. Sedangkan di antara ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, tidak ditemukan peningkatan resiko yang terkait dengan usia ayah yang lebih tua.
Autisme adalah gangguan perkembangan dengan defisit dalam keterampilan sosial dan komunikasi, serta perilaku yang terbatas, dengan onset yang terjadi sebelum usia 3 tahun. Perkembangan otak abnormal, mungkin dimulai di dalam rahim, yang dikenal sebagai dasar perilaku yang menjadi ciri autisme. Estimasi saat ini menempatkan kejadian autisme antara 1 dari 100 anak-anak di seluruh dunia. Selama tahun 1990-an, jumlah wanita usia lebih dari 40 tahun di California melahirkan anak autis meningkat lebih dari 300%.
Para peneliti mencatat bahwa memahami hubungan antara usia orangtua meningkatkan resiko autisme adalah penting untuk memahami penyebab biologisnya. Penelitian sebelumnya telah mengamati bahwa ibu lanjut usia adalah faktor resiko untuk berbagai kondisi kelahiran lain, termasuk ketidaksuburan, awal hilangnya janin, berat badan lahir rendah, penyimpangan kromosom dan anomali kongenital.
Satu petunjuk kemungkinan yang berasal dari penelitian UC Davis pada tahun 2008 yang menemukan beberapa ibu dari anak-anak dengan autisme memiliki antibodi terhadap protein otak janin, dan tidak satu pun ditemukan pada para ibu dari anak-anak yang normal. Usia lanjut telah dikaitkan dengan peningkatan produksi auto-antibodi. Penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki usia lanjut dalam temuan tersebut mungkin berguna. Ditambahkan bahwa beberapa bahan kimia lingkungan yang terus-menerus terakumulasi dalam tubuh, juga memiliki kemungkinan berperan dalam autisme.
Penelitian juga menunjukkan bahwa epigenetik berubah seiring waktu, yang memungkinkan orangtua yang lebih tua untuk mentransfer sejumlah besar perubahan fungsional molekul untuk anak-anak. Dengan demikian epigenetik juga memiliki kemungkinan terlibat dalam peningkatan resiko autisme.
Penelitian ini menemukan bahwa resiko inkremental memiliki anak dengan autisme meningkat sebesar 18% untuk setiap 5 tahun peningkatan usia ibu. Wanita / Ibu hamil di usia 40 tahun memiliki resiko memiliki anak autisme sebesar 50% lebih besar daripada seorang wanita antara 25 tahun dan 29 tahun.
Usia orang tua yang lanjut adalah faktor resiko yang diketahui cenderung memiliki anak dengan autisme. Namun, penelitian sebelumnya telah menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai apakah ibu, ayah atau kedua yang berkontribusi besar terhadap peningkatan resiko autisme. Sebagai contoh, sebuah penelitian melaporkan bahwa ayah lebih dari 40 tahun memiliki resiko enam kali lebih besar dari ayah yang berusia di bawah 30 tahun.
Peneliti yang juga seorang mahasiswa program doktor di UC Davis Department of Public Health Sciences, Janie Shelton, mengatakan bahwa penelitian ini menyangkal teori tentang autisme yang telah ada yang mengidentifikasi usia ayah sebagai faktor kunci dalam peningkatan resiko memiliki anak dengan autis. Hal ini menunjukkan bahwa usia ibu secara konsisten meningkatkan resiko autisme, sedangkan usia ayah hanya menyumbang peningkatan resiko ketika ayah jauh lebih tua dan usia ibu di bawah 30 tahun. Di antara ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, kenaikan usia ayah tidak berpengaruh pada peningkatan resiko autisme.
Pada data yang diteliti, di antara kelahiran pada ibu berusia 25 tahun dan seorang ayah lebih dari 40 tahun, dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan autisme daripada yang ayahnya berusia antara 25 tahun dan 29 tahun. Sedangkan di antara ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, tidak ditemukan peningkatan resiko yang terkait dengan usia ayah yang lebih tua.
Autisme adalah gangguan perkembangan dengan defisit dalam keterampilan sosial dan komunikasi, serta perilaku yang terbatas, dengan onset yang terjadi sebelum usia 3 tahun. Perkembangan otak abnormal, mungkin dimulai di dalam rahim, yang dikenal sebagai dasar perilaku yang menjadi ciri autisme. Estimasi saat ini menempatkan kejadian autisme antara 1 dari 100 anak-anak di seluruh dunia. Selama tahun 1990-an, jumlah wanita usia lebih dari 40 tahun di California melahirkan anak autis meningkat lebih dari 300%.
Para peneliti mencatat bahwa memahami hubungan antara usia orangtua meningkatkan resiko autisme adalah penting untuk memahami penyebab biologisnya. Penelitian sebelumnya telah mengamati bahwa ibu lanjut usia adalah faktor resiko untuk berbagai kondisi kelahiran lain, termasuk ketidaksuburan, awal hilangnya janin, berat badan lahir rendah, penyimpangan kromosom dan anomali kongenital.
Satu petunjuk kemungkinan yang berasal dari penelitian UC Davis pada tahun 2008 yang menemukan beberapa ibu dari anak-anak dengan autisme memiliki antibodi terhadap protein otak janin, dan tidak satu pun ditemukan pada para ibu dari anak-anak yang normal. Usia lanjut telah dikaitkan dengan peningkatan produksi auto-antibodi. Penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki usia lanjut dalam temuan tersebut mungkin berguna. Ditambahkan bahwa beberapa bahan kimia lingkungan yang terus-menerus terakumulasi dalam tubuh, juga memiliki kemungkinan berperan dalam autisme.
Penelitian juga menunjukkan bahwa epigenetik berubah seiring waktu, yang memungkinkan orangtua yang lebih tua untuk mentransfer sejumlah besar perubahan fungsional molekul untuk anak-anak. Dengan demikian epigenetik juga memiliki kemungkinan terlibat dalam peningkatan resiko autisme.
Judul: Hubungan Antara Usia Ibu Dan Autisme Pada Anak
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 8:47 PM
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 8:47 PM
0 comments:
Post a Comment